A.
Latar Belakang
Dalam penelitian tentang sejarah
pendidikan barat, sering kali mengabaikan peradaban Cina-Jepang dan hanya
sesekali merujuk kepada kebudayaan Hindu yang sesungguhnya sangat penting bagi
pengetahuan dan pemahaman kita, atas evolusi dari teoritik dan praktik
pendidikan Eropa dan Amerika Serikat.
Dengan mengabaikan kompleksitas
pola-pola kebudayaan yang membentuk peradaban Timur Tengah pada abad-abad
pra-Kristen dan Kristen Awal, serta perkembangan fenomenologis ilmu pengetahuan
dan Institusi-Institusi pendidikan Islam selama abad-abad “Pertengahan”, antara
tahun 750-1350 adalah sama dengan mengabaikan asas-asas pokok tradisi barat,
yang mempengaruhi gaya hidup barat tersebut.
Bangsa-bangsa dan kebudayaan Timur
Tengah sangat penting bagi kita, terutama masa pra-Kristen dan Kristen Awal.
Kebudayaan tersebut memberikan pengaruh tentang religius dan bahasa dalam
kebudayaan Barat. Kebudayaan tersebut juga memelihara institusi-institusi
sebagai inti dari tradisi ilmu pengetahuan, matematika, filsafat dan teknologi.
Selanjutnya, ketika raja-raja Eropa
menyewa guru-guru untuk mengajarkan cara menulis dan membubuhkan tanda tangan,
institusi pendidikan Islam justru telah memelihara, memodifikasi, dan
menyempurnakan warisan Klasik, melalui sekolah-sekolah tinggi dan pusat riset.
Kemudian hasil dari usaha kreatif
diatas, telah menjangkau wilayah Latin Barat melalui penerjemahan versi bahasa
Arab atas karya-karya klasik tentang kedokteran, filsafat, geografi, sejarah,
teknologi, dan disiplin ilmu lainya, hingga ilmu pengetahuan berkembang di
Barat dan saat ini menjadi warisan modern bagi kita.
Studi ini berusaha untuk memaparkan
perkemabangan institusi pendidikan Muslim “abad pertengahan”, produk-produk
ilmiyahnya, dan kontribusi-kontribusi penting dalam pembentukan pendidikan
Barat modern. Sehingga penulis mengalamatkan pada judul “Peran Umat Islam dalam Pemikiran Barat Modern”.
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana Kondisi Islam
dan Barat Abad 12-13M?
2. Bagaimana Peran Umat
Islam sehingga Eropa memasuki Renaisans?
C.
Tujuan Penulisan
1. Mengetahui bagaimman
kondisi Islam dan Barat pada abad 12-13M
2. Mengetahui bagaimana peran
umat Islam sehingga Barat memasuki masa Renaisans
A.
Kondisi Islam dan Barat Abad 12-13M
1. Abad Kegelapan
Abad kegelapan dalam sejarah dikenal dengan halaman
awal abad pertengahan dimana Romawi Barat berada dibawah dominasi bangsa
barbar. Bangsa ini melakukan dua tindakan kriminal: pertama, mengahncurkan
kekaisaran Romawi Barat dan kedua memutuskan mata rantai peradaban klasik, dan
menjadikan kegiatan intelektual mandek.
Menurutnya, kemandekan ini berlangsunng samapai abad
ke 11. Kemandekan ini terjadi antara tahun 400 sampai 1400, tahun lahirnya
renaisans. Antara tahun-tahun itu, kegiatan kebudayaan dan sains berhenti.[1]
Pendapat diatas, sangat berlebihan karena
mengabaikan kegiatan seni, ilmu dal filsafat di dunia Islam maupun skolastik
Barat. Dilihat dari sisi filsafat, sedah tentu tidak ada yang membahas mengenai
karir bangsa ini. Aktivitas berpikir dan berfilsafat berhenti karena bangsa ini
tidak mengadakan aktivitas Intelektual.
Dari segi keilmuan, selama beberapa abad, dunia
Barat dikuasai oleh doktrin gereja yang cenderung menolak kajian ilmu
pengetahuan dan budaya berpikir atau filsafat yang pernah berkembang pada masa
sebelumnya di Yunani.[2]
Gereja Timur menganggap ilmu filsafat Yunani berbahaya terhadap agama Masehi.
Sebab itu institut-institut ilmu dan filsafat
Yunani ditutup dan tidak diizinkan membukanya, seperti dilakukan oleh
Gestanian, yaitu dengan menutup sekolah Athena (tahun 529 M). Pendeta Yunani
yang mengajar di sekolah tersebut dianggap kafir dan dihukum dengan
bermacam-macam hukuman.[3]
2. Dunia Islam
Menurut Bertrand
Russell, Abad kegelapan berlangsung dari tahun 600 sampai dengan tahun 1000M.
Pada rentang waktu itu, di wilayah yang memanjang dari India sampai Spanyol
lahirlah sebuah peradaban Islam yang brilian. Apa yang hilang di Dunia Kristen,
tidak hilang dari peradaban. Al-Qur’an sebagai risalah ilahi dan nabi Muhammad
SAW, utusaNya, merupakan satu kesatuan antara ide dengan realitas sejarah yang
memiliki kekuatan pengaruh yang mendorong terjadinya aktivitas keilmuan dan
filsafat di dunia Islam. Baitul Hikmah yang didirikan atas prakasa Khalifat Harun
al-Rashid (786-808M) satu abad setelah wafat rasulullah menjadi pusat Kegiatan
Intelektual.[4]
Baitul hikmah memainkan
peranya sebagai lembaga penerjemahan, Observatorium dan lembaga pendidikan
ilmiyah yang menyelenggarakan kuliah-kuliah berbagai disiplin pengetahuan:
filsafat, ilmu alam, ilmu kimia, kedokteran dan ilmu falak. Semangat ide
al-Qur’an yang dikonkritkan oleh Nabi Muhammad, kini bertemu dengan warisan
intelektual Yunani, persia dan India memperluas peta disiplin sarjana Muslim
tidak terbatas pada fiqih, hadist, tafsir, dan tauhid.
B.
Penyebaran Ilmu Pengetahuan
Beberapa cendikiawan paling penting dan kreatif dari
dunia muslim dimiliki Islam Timur. Akan tetapi, melalui Islam Baratlah yang
dapat dipertimbangkan dengan ilmu pengetahuan Islami pada abad keduabelas dan
ketiga belas dan dalam tingkatan yang lebih kecil dalam abad 14.
Kontak-kontak tersebut telah dilakukan secara
prinsipal. Suatu hasil dari aliran mahasiswa-mahasiswa dan cendikiawan Eropa
yang belajar di seklah-sekolah tinggi dan Universitas Muslim Spanyol, Sisilia
dan Italia bagian Selatan. Kedua, datang dari cendikiawan latin. Kontak
langsung dari buku-buku orisinil Muslim dan pada akhirnya terjemahan-terjemahan
paling signifikan dari itu, ialah kepada bahasa Latin ataupun Eropa lainya.[5]
Mendekati
pertengahan tahun 1300-an, jumlah karya-karya terjemahan ini telah mencapai
antara tahun 1200 dan 1500. Meskipun banyak daripadanya sekarang telah hilang
(lenyap), kita tahu bahwa dalam ruang lingkup area ilmu pengetahuan
terjemahan-terjemahan tersebut, termasuk studi-studi dalam filsafat, teologi,
ilmu kedokteran, matematika, astronomi, teknologi, sejarah, dan historiografi,
ilmu pengetahuan alam, biografi, fabel, sastra, geografi, musik dan ensiklopedia.[6]
Penerjemahan karya Muslim kedalam
bahasa Latin
Abad 11 hingga
menjelang abad 13 barangkali boleh dianggap sebagai kebangkitan ilmu
pengetahuan abad pertengahan. intelektual, sastra dan estetika adalah bunga
dari abad pertengahan. Dalam kebangkitan kembali intelektual dalam hal ilmu
pengetahuan dan filsafat. Awal pencerahan Eropa ini telah distimulasi secara
luas oleh arus ilmu pengetahuan Greco-Muslim dalam penerjemahan yang terus
meningkat jumlahnya, terjemahan dari bahasa Arab ke dalam bahasa Latin dan
Herbew atau Spanyol, dan dari bahasa tersebut kedalam bahasa Latin. Lebih-lebih
lagi, keinginan besar terhadap ilmu pengetahuan Greco-Muslim ini, dalam suatu
pengertian memberikan ciri khas sangat alamiah terhadap awal pencerahan dan
telah memberikan kepada awal pencerahan ini, ruang lingkup dan arah
intelektual-edukasional.[7]
Jika pencerahan ini
berasal dari dunia Latin-Kristen, tentu stimulasinya untuk memperluas tingkat
substansi dan arah intelektualnya datang dari dunia Muslim, yang telah memberi
Eropa kebangkitan kembali, baik dalam bentuk maupun isi.
Terjemahan bahasa
Yunani, Persia, Hindu, Syria, semurni penerjemahan karya-karya Muslim dari
bahasa Arab ke bahasa Latin, diperkenalkan kepada konsep-konsep baru ilmu
pegetahuan Eropa tentang penelitian Skolastik, seperti Matematika, sejarah dan
eksperimen, serta agak belakangan, dalam metode-metode logika neo-Aristotelian
tentang penelitian. Terjemahan paling penting ini merupakan bagian terbesar
dari pengetahuan klasik dan ilmu pengetahuan muslim serta karya-karya unggulan
yang tersedia. Sehingga, pada waktunya dapat diambil oleh cendikiawan, guru dan
mahasiswa-mahasiswa Eropa.[8]
Kepentingan utama
lainya adalah pengaruh filsafat Muslim maupun filsafat Skolastik, terutama
filsafat dan atau sistem teologi dari para intelektual terbesar Islam. Seperti,
Ibn Sina, al-Ghazali, dan Ibbn Rusyd diatas filosuf-filosuf Eropa. Sebagian
besar mencurahkan banyak energi intelektual dan bakat mereka untuk menyanggah filsafat dari para pemikir Muslim.
Bidang-Bidang
Ilmu Pengetahuan
Bidang Matematika.
Muhammad Ibn Musa al-Khwarizmi (780-850), adalah tokoh utama dalam kajian
matematika Arab. Sebagai seorang pemikir Islam Terbesar, ia telah memengaruhi
pemikiran dalam bidang matematika yang hingga batas tertentu lebih besar
daripada penulis lainya pada Abad Pertengahan. Selain itu al-Khwarizmi juga
menulis tentang aritmatika dan aljabar yang berjudul Hisab al-Jahr wa al-Muqabalah. Karya tersebut diterjemahkan oleh
Gerrard kedalam bahasa Latin pada Abad 12, buku tersebut tetap digunakan
samapai abad 16 di universitas-universitas Eropa.[9]
Bidang Kedokteran. Ahli kedokteran yang menduduki peringkat pertama
adalah kedokteran persia. Mereka adalah ar-Razi (Rhazez: 865-925), telah
mempelopori penemuan karakter (ciri-ciri) penyakit menular dan memberikan
penanganan klinis pertama terhadap penyakit cacar, dan Avicenna yang telah
menemukan karakter penyakit menular melalui air. Konsep-konsep Rhazez dan
Aviccena atas sifat wabah penyakit dibawa lebih lanjut oleh ibnul Khatib dari
Granada (1313-1374). Ensiklopedia teks-teks ilmu pengobatan tersebut menjadi
standar buku-buku sumber di dalam sekolah-sekolah ilmu pengobatan Eropa hingga
mendekati Abad 17.[10]
Bidang Kimia.
Bapak kimia bangsa Arab adalah Jabir ibn hayyan (Geber), jabir mempercayai
bahwa logam bisa seperti seng, besi, dan tembaga dapat berubah menjadi emas
atau perak dengan formula misterius. Jabir mengakui pentingnya Eksperimen
secara lebih seksama sehingga dapat merumuskan teori dalam praktik kimia.
Sejarah mencatat setelah Jabir meninggal dunia ditemukanya laboratorium yang
menjadi tempat eksperimenya, sebuah mangkuk dan sebongkak emas.[11]
Bidang Musik.
Studi musikal Islam, diprakasai oleh al-Kindi, Avicenna, dan al-Farabi. Hasil
studi tersebut kemudian diterjemahkan kedalam bahasa Hebrew dan Latin sampai
pada Eropa memasuki Abad pencerahan. Musikolog Barat merujuk karya terjemahan
Latin dari karya al-Farabi. Buku yang menjadi rujukan tersebut adalah De Scientiis dan De Ortu Scientiarum. Instrumen-instrumen musik yang menjadi bagian
dari karya umat muslim adalah lute (al-lud), pandore (tanbur), dan Gitar
(gitara), dimana instrumenn-instrumen tersebut disebarluaskan oleh
penyanyi-pengembara.
Filsafat,
Agama dan Teologi
Seluruh perkembangan-perkembangan
dasar dalam tiga disiplin ilmu yang saling tergantung satu sama lain, filsafat,
agama, dan teologi, yang sangat penting selama Abad 12 dan 13 adalah sebagai
berikut:
Pada abad 12, Abdul
Qadir jailani mendirikan Qadari atau darwish Qadariyyah. Teolog Asyari’yyah
menulis sejarah terbesar tentang aliran-aliran dalam muslim. Al-Ghazali telah
selesai mengembangkan Skolastik Muslim yang dikemudian hari mendapatkan
penolakan dari ibn Rusyd dalam karyanya Destruction of Philosophy.
Islam di Barat, al-Batalyusi
dan ibn Bajja telah menulis karya filsafatnya Tadbirul Mutawahhid (The
Guide of The Solitary). Karya tersebut mempengaruhi ibnu Rusyd dan Albert
yang Agung. Kemudian, Islam di Timur, Fakhruddin ar-Razi dan Nizami Arudhi
adalah pemikir filsafat yang menonjol, seperti pandanganya tentang evolusi
alam, fisika dan filsafat.[12]
Dialektika yang
terpaparkan diatas menunjukkan akan perkembangan ilmu pengetahuan yang terjadi
di Islam baik Islam Timur ataupun Islam Barat. Sehingga berada pada satu titik
dimana karya Islam Timur yang dialamatkan kepada al-Ghazali mendapatkan
penyanggahan dari ibnu Rusyd. Universalisme, rasionalisme, positivisme, dan
sikap skeptis terhadap mistisisme adalah basis dimana ibn Rusyd menyanggah
filsafat al-Ghazali.
Lahirnya
Universitas-universitas Barat
Bunga dari pencerahan
ilmu pengetahuan yang distimulasi oleh ilmu pengetahuan Greco-Muslim, sastra,
dan filsafat adalah lahirnya satu institusi baru dari ilmu pengetahuan di Eropa
(Universitas).
Ketergantungan
cendikiawan-cendikiawan Eropa abad keduabelas dan ketigabelas atas karya-karya
Muslim tidak semuanya demi pencapaian ilmu pengetahuan Yunani dan Helenistik.
Hal itu dilakukan untuk memahamkan dan memanfaatkan kontribusi-kontribusi
monumental pemikiran-pemikiran Muslim terhadap ilmu pengetahuan, filsafat dan
kesusastraan.[13]
Berdirinya
universitas-universitas Eropa pertama kali bertepatan dengan sangat besarnya
Arus penerjemahan-penerjemahan, adaptasi-adaptasi dan ulasan-ulasan dari karya
Muslim di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat, dan teologi.
Universitas-universitas
itu telah dihasilkan dari suatu akibat pemasukan secara besar-besaran, dengan
jalan mana tidak saja karya-karya kreatif Muslim, tetapi juga Greco-Helenistik,
Syria-Zoroastrian dan materi-materi hindu telah mencapai Latin di Barat,
melalui terjemahan-terjemahan, ulasan-ulasan, adaptasi-adaptasi bahasa Arab
tersebut.[14]
Akhir abad 12 telah
berdiri 5 Universitas, diantaranya: Salermo (basisnya adalah sekolah
kedokteran), Bologna (basisnya sekolah hukum), Universitas di Paris dan
Montpellier di Prancis dan Oxford di Inggris.
Berdirinya
universitas-universitas diatas, didasarkan pada tulisan-tulisan dari Intelektual
Muslim atau Yunani. sebagaimana diterjemahakan dari sumber-suber bahasa Arab
dan Yunani. Ilmu pengetahuan Aristotelian tetap merupakan inti dari kurikulum Universitas
Paris hingga abad 16. Roger Bacon dan Albertus Magnus telah kuliah ilmu
pengetahuan Muslim dan merasa berhutang terutama kepada al-Hazim dan Jabir.[15]
Datangnya Copernicus
dalam astronomi, Paracelcus dalam ilmu kedokteran dan Vesalius dalam anatomi
pada pertengahan abad 16 dan ilmu pengetahuan Muslim-Helenistik telah membuka
jalan kepada konsep-konsep baru tentang manusia dan melancarkan keruntuhan Abad
pertengahan.
Kesimpulan
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Penyebaran ilmu
pengetahuan dari Islam ke barat tersalurkan melalui dua arus: pertama, melalui
para Mahasiswa-mahasiswa dan cendikiawan dari Eropa Barat yang belajar di
sekolah-sekolah tinggi dan Universitas di Spanyol. Kedua, melalui
terjemahan-terjemahan karya-karya Muslim dari sumber-sumber bahasa Arab.
2. Kejayaan Barat yang
terasa sampai saat ini, tidak lepas dai peran Umat Islam. Betapapun
Universitas-universitas Eropa lebih
sejalan dengan Liceum dan akademi Yunani atau mungkin dengan Jundi-Shapur persia,
daripada dengan sekolah-sekolah ilmu pengetahuan lanjutan dalam Budaya Muslim
dan Hebrew.
Daftar Pustaka
Afandi,
Abdullah Khozin. Perkembangan
epistemologi dari periode klasik sampai modern, (IAIN Surabaya:2008.
Samsul
Nizar, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana, 2011.
Ramayulis,
Sejarah Pendidikan Islam, cet ke-1, Jakarta: Kalam Mulia
Nakosteen,
Mehdi. Kontribusi Islam atas Dunia
Intelektual Barat (Deskripsi Analisis Abad Keemasan Islam), Surabaya:
Risalah Gusti, 1995.
Hitti,
Philip K. History of The Arabs: Rujukan
Induk dan Paling Otoritatif tentang Sejarah Peradaban Islam, Jakarta:
serambi, 2002.
[1] Afandi, Abdullah Khozin.
Perkembangan epistemologi dari periode klasik sampai modern, (IAIN
Surabaya:2008), h.39
[2]
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2011),
h. 136.
[3]
Ramayulis, Sejarah Pendidikan Islam, cet ke-1, (Jakarta: Kalam
Mulia), h. 105.
[4] Afandi, Abdullah Khozin.
Perkembangan epistemologi.., H. 40
[5] Nakosteen, Mehdi. Kontribusi Islam atas Dunia Intelektual
Barat (Deskripsi Analisis Abad Keemasan Islam), (Surabaya: Risalah Gusti,
1995), h. 261
[6] Ibid., h. 262
[7] Ibid., h. 266
[8] Ibid., h. 267
[9] Hitti, Philip K. History of The Arabs: Rujukan Induk dan
Paling Otoritatif tentang Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: serambi,
2002), h.474
[10] Nakosteen, Mehdi. Kontribusi Islam,.... h. 260
[11] Hitti, Philip K. History of The Arabs..., h. 476
[12] Nakosteen, Mehdi. Kontribusi Islam,.... h. 241
[13] Ibid., h. 266
[14] Nakosteen, Mehdi. Kontribusi Islam,.... h. 268
[15] Ibid., h. 277
Tidak ada komentar:
Posting Komentar